2 Desember 1908: Penobatan Kaisar China – Awal dari Kehidupan yang Penuh Gejolak – Pada tanggal 2 Desember 1908, seorang slot dana 10k anak berusia dua tahun bernama Aisin-Gioro Puyi dinobatkan sebagai Kaisar China.

Penobatan ini menandai awal dari kehidupan yang penuh gejolak dan perubahan besar dalam sejarah China. Artikel ini akan mengulas secara lengkap tentang penobatan Kaisar Puyi, latar belakang sejarah, perjalanan hidupnya, serta dampaknya terhadap sejarah China.

Baca juga : 23 November 1859: Lahirnya Koboi Legendaris Billy the Kid

Latar Belakang Sejarah

Pada awal abad ke-20, Dinasti Qing yang telah berkuasa selama lebih dari dua abad mulai mengalami kemunduran. Ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan yang korup dan lemahnya kekuasaan pusat menyebabkan berbagai pemberontakan dan gerakan reformasi. Kaisar Guangxu, yang memerintah sebelum Puyi, mencoba melakukan reformasi besar-besaran untuk menyelamatkan dinasti, tetapi usahanya digagalkan oleh Ibu Suri Cixi, yang memegang kendali kekuasaan di balik layar.

Pada tahun 1908, Kaisar Guangxu meninggal dunia secara misterius, hanya sehari sebelum Ibu Suri Cixi juga meninggal. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, Puyi yang masih berusia dua tahun diangkat sebagai Kaisar China oleh Ibu Suri Longyu, istri dari Kaisar Guangxu, dengan harapan dapat mempertahankan kekuasaan Dinasti Qing.

Penobatan Kaisar Puyi

Penobatan Puyi sebagai Kaisar China berlangsung pada tanggal 2 Desember 1908 di Kota Terlarang, Beijing. Upacara penobatan ini dihadiri oleh para pejabat tinggi kerajaan, bangsawan, dan perwakilan dari berbagai negara. Meskipun Puyi masih sangat muda, upacara penobatan dilakukan dengan penuh kebesaran dan kemegahan sesuai dengan tradisi Dinasti Qing.

Sebagai seorang anak kecil, Puyi tidak memiliki pemahaman tentang tanggung jawab besar yang diembannya. Selama masa kecilnya, Puyi dibesarkan di dalam lingkungan istana yang ketat dan terisolasi, di bawah pengawasan ketat dari para pengasuh dan pejabat istana. Meskipun secara resmi menjadi Kaisar, kekuasaan sebenarnya tetap berada di tangan para pejabat tinggi dan bangsawan yang mengendalikan pemerintahan.

Perjalanan Hidup Kaisar Puyi

Kehidupan Puyi sebagai Kaisar China tidak berlangsung lama. Pada tahun 1911, Revolusi Xinhai meletus, yang rajamahjong dipimpin oleh Dr. Sun Yat-sen dan gerakan revolusioner lainnya. Revolusi ini berhasil menggulingkan Dinasti Qing dan mendirikan Republik China pada tahun 1912. Puyi dipaksa turun tahta dan menjadi Kaisar terakhir dari Dinasti Qing.

Setelah turun tahta, Puyi dan keluarganya diizinkan tinggal di Kota Terlarang dengan status sebagai warga negara biasa. Namun, kehidupan Puyi tetap penuh dengan intrik politik dan perubahan besar. Pada tahun 1924, Puyi diusir dari Kota Terlarang oleh panglima perang Feng Yuxiang dan mencari perlindungan di Kedutaan Besar Jepang di Beijing.

Pada tahun 1932, dengan dukungan Jepang, Puyi diangkat sebagai Kaisar Manchukuo, sebuah negara boneka yang didirikan oleh Jepang di wilayah Manchuria. Puyi memerintah sebagai Kaisar Manchukuo hingga akhir Perang Dunia II pada tahun 1945, ketika Jepang menyerah kepada Sekutu. Setelah perang, Puyi ditangkap oleh pasukan Soviet dan ditahan di Uni Soviet selama beberapa tahun sebelum akhirnya diserahkan kepada pemerintah Republik Rakyat China pada tahun 1950.

Puyi menghabiskan sisa hidupnya sebagai warga negara biasa di China. Dia menjalani proses rehabilitasi politik dan bekerja wild bandito slot sebagai tukang kebun di Beijing. Puyi meninggal dunia pada tahun 1967, meninggalkan warisan sejarah yang penuh dengan perubahan besar dan gejolak politik.

Dampak Penobatan Kaisar Puyi terhadap Sejarah China

Penobatan Puyi sebagai Kaisar China pada tanggal 2 Desember 1908 menandai akhir dari era Dinasti Qing dan awal dari perubahan besar dalam sejarah China. Berikut adalah beberapa dampak penting dari penobatan Puyi:

  1. Akhir Dinasti Qing: Penobatan Puyi sebagai Kaisar terakhir dari Dinasti Qing menandai akhir dari pemerintahan dinasti yang telah berkuasa selama lebih dari dua abad. Revolusi Xinhai yang menggulingkan Dinasti Qing membuka jalan bagi berdirinya Republik China.
  2. Perubahan Politik: Penobatan Puyi dan kejatuhan Dinasti Qing membawa perubahan besar dalam sistem politik China. China beralih dari sistem monarki absolut ke sistem republik, meskipun perjalanan menuju stabilitas politik masih panjang dan penuh tantangan.
  3. Pengaruh Asing: Kehidupan Puyi yang penuh dengan intrik politik dan keterlibatan dengan kekuatan asing, terutama Jepang, mencerminkan pengaruh besar yang dimiliki oleh kekuatan asing dalam sejarah modern China. Penobatan Puyi sebagai Kaisar Manchukuo adalah contoh nyata dari intervensi asing dalam urusan dalam negeri China.
  4. Warisan Budaya: Meskipun Dinasti Qing telah berakhir, warisan budaya dan sejarah dari era tersebut tetap hidup dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat China. Penobatan Puyi dan kehidupan di Kota Terlarang menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya China yang terus dipelajari dan dihormati.

Kesimpulan

Penobatan Kaisar Puyi pada tanggal 2 Desember 1908 adalah peristiwa penting dalam sejarah China yang menandai akhir dari era Dinasti Qing dan awal dari perubahan besar dalam sistem politik dan sosial China. Kehidupan Puyi yang penuh dengan gejolak politik dan perubahan besar mencerminkan dinamika sejarah modern China.